Jika ada anak-anak Tunas Remaja yang membandel dan mencoba untuk
merongrong wibawa Anda sebagai guru Sekolah Minggu, apa yang harus
anda lakukan? Ikutilah contoh kasus di bawah ini:
Seorang anak laki-laki pada Kelas Tunas Remaja sedang duduk sambil
menaikkan kakinya di atas kursi di depannya. Guru meminta dia
untuk menurunkan kakinya. Mungkin anak tersebut tidak mendengarnya
karena dia tidak melakukan perintah gurunya. Tetapi murid-murid
lain mendengar perintah itu dan melihat kepada anak laki-laki
tersebut. Guru berkata lagi, "Turunkan kakimu ke lantai!" Tetapi
kaki anak laki-laki ini tetap di atas kursi. Guru melanjutkan
pelajarannya, dan anak laki-laki ini merasa menang. Guru ini
melanjutkan mengajar kelas ini sampai bulan berikutnya, lalu dia
meletakkan jabatannya dan merasa bahwa ia tidak berhasil mengajar.
Kemudian Pendeta menggantikan tugasnya sampai ada guru baru yang
mengajar kelas Tunas Remaja ini. Ia belum mengetahui peristiwa
yang menyebabkan guru tersebut berhenti, sehingga ia memasuki
kelas tanpa prasangka apapun. Anak-laki-laki inipun tidak tahu hal
ini sehingga ketika Pendeta masuk dia menyimpulkan, "Mereka telah
mengirimkan Pendeta untuk menundukkan saya. Baik akan saya
tunjukkan kepadanya." Ia mengajak anak laki-laki lain untuk
mengikuti perlawanannya. Banyak kaki dinaikkan di atas kursi,
tetapi Pendeta ini tidak menghiraukan tindakan ini. Minggu
berikutnya dia menceritakan percakapannya dengan seorang dokter
yang menegaskan bahwa sikap duduk yang jelek akan mempengaruhi
bentuk tubuh dan menyebabkan banyak kelemahan tubuh. Lalu ia
menceritakan tentang beberapa orang yang sempurna sikap duduknya.
Karena cerita Pendeta ini, maka turunlah semua kaki dari atas
kursi.
Bagaimana keinginan untuk bebas pada anak-anak Tunas Remaja ini
dapat dibimbing ke arah yang baik? Tunjukkan pada mereka bahwa ada
semacam kebebasan yang benar dan baik, yang hanya dapat dijalankan
oleh orang dewasa. Kebebasan yang sungguh dan tidak bergantung pada
orang lain, yaitu kebebasan yang berhubungan dengan prinsip dan
pendirian. Berusahalah supaya mereka menyadari bahwa taat pada
segala peraturan yang sah merupakan sifat baik yang dapat
dibanggakan. Ajarlah mereka menggunakan akalnya, karena mereka bisa
mengerti alasan-alasan yang masuk akal. Ia senang apabila
alasan-alasan demikian diberikan kepadanya.
Tunjukkanlah keteladanan Yesus pada saat Yesus berumur 12 tahun.
Saat itu Yesus dan orangtuanya pergi menghadiri perayaan Paskah di
Yerusalem, dan Yesus tertinggal di Bait Allah. Di Bait Allah ini Dia
berdiskusi dengan para alim ulama. Dan pada saat orangtuanya datang,
Tuhan Yesus tetap taat dan mau pulang bersama orangtuanya serta
tinggal dalam asuhan mereka. Sebagaimana yang tertulis dalam
Lukas 2:51, "Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret,
dan Ia tetap dalam asuhan mereka."